Materi Prof Luki :

A. Evaluasi Padang Penggembalaan Tropik (terdiri dari grazing behaviour dan metode kuantitatif)
  1. Grazing Behavior
  • Gerakan grazing : lama grazing antara 6-11 jam yakni antara 40-70 mengunyah/menit, namun dengan penambahan konsetrat lama waktu grazing menjadi lebih singkat, pada pastura yang jenis tanamannya grazing akan perlahan dan santai, sedangkan pada pastura tidak homogen ternak akan melakukan pemilihan antara kunyahan, pada fase istirahat grazing ternak akan berada pada posisi tegak atau berbarik untuk melakukan ruminasi. Lama ruminasi ternak antara 5-9 jam sesuai dengan kualitas hijauan yang diberikan, apabila rumput sulit di grazing sehingga membutuhkan waktu grazing yang lama, hijauan yang memiliki kualitas renah akan lebih lama dalam melakukan proses ruminasi, jarak tempuh ternak ruminansia 2-6 km/hari, deposit kotoran hewan yang dihasilkan sebanyak 10-12 kali, urinasi dilakukan dalam 4-6 kali/hari, minum sebanyak 2-4 kali/hari.
  • Forage intake : memiliki 3 faktor yang berpengaruh yakni animal factor, pasture factor dan energi grazing. Animal factor :
    Pasture factor
    Un-improved Tropical grasses Y = 66,02 - 0,16x, improved tropical grasses Y = 80,70 - 0,31x, temperate grasses Y = 75,92 - 0,22x. Tropical legume Y = 68,9 - 0,11x, temperate legume Y = 84,2 - 0,09x, Keterangan Y = dry matter digestibility, X = days after initiation of primary growth. Umur hijauan yang lebih tua akan mengakibatkan ukuran menggigit lebih kecil dan kepadatan pastura yang meningkat akan menyebabkan ukuran menggigit bertambah, kebutuhan pastura maksimum 36.000 bite/hari.  Energi grazing : merupakan kebutuhan untuk melakukan aktivitas jalan dan grazing, energi yang digunakan dalam berjalan sebanyak 2-2,5 KJ/Kg W/meter, tambahan energi untuk mendaki sebanyak 28 J/Kg W/meter, sapi sebesar 500 kg perlu 1,0 MJ/meter perjalan ditambah 1,4 MJ/100 meter mendaki. Total kebutuhan energi grazing sebenayak 100-200 MJ/hari.
  • Efek Ternak Terhadap Pastura : ternak akan berpengaruh terhadap perubahan komposisi botani, pengaruh daya injakan ternak (trampling), pengaruh kandugan kotoran hewan dan urine yang diekskresikan. Perubahan komposisi botani (komposisi rumput: legum: gulma), pengaruh injakan ternak (trampling) pada ternak domba sebesar 0,1 M. Pa, pada ternak sapi sebesar 0,2-0,3 M. Pa. Traktor 0,1-0,2 M.Pa. Keterangan M.Pa adalah mega pascal ( beban 1 kg/cm2). Pengaruh kotoran hewan dan urine terhadap kesuburan tanaman di dalam pastura dan produksi kotoran hewan yang terlalu berlebihan dapat mengakibatkan penutupan beberapa bagian permukaan tanah. Produksi kotoran hewan pada sapi perah sebesar 2,5-3,5 kg DM/day, sapi muda sebesar 1,2-2,0 kg DM/day, dan domba sebesar 0,3-0,6 Kg DM/day. Produksi urine pada sapi 1,5-3,51 liter/day dan pada domba 150 ml/hari. Kandungan kimiawi pada kotoran hewan terdiri dari 20-40 gram nitrogen, 5-11 gram Fosfor, 4-14 gram Kalium dalam 1 kg Berat kering, kandungan kimiawi urine sebanyak 6-15 gram nitrogen, 6-116 gram kalium dalam 1 liter urine.
  1. Metode Kuantitatif : hal yang harus diperhatikan adalah nilai nutrisi yang berisi    komposisi kimia dan komposisi kimiawi pada pakan akan berpengaruh terhadap palatabilitas ternak, kualitas yang diperhatikan adalah kandungan nutrisi dan tingkat kecernaan yang akan berpengaruh terhadap feed intake yang akan dikonsumsi ternak, palatabilitas berpengaruh terhadap fase pertumbuhan dan spesies, fase pertumbuhan akan mempengaruhi produksi hijauan yang dihasilkan dengan memperhatikan 4 faktor : umur potong (defoliasi dan grazing), iklim (curah hujan), kesuburan tanah dan pengelolaan (pola tanam, pemupukan, defoliasi, pemilihan spesies.

Grazing akan mempengaruh regrowth, komposisi botani, produksi dan invasi gulma. 

Komposisi botani : persentase dalam bahan kering yang terdapat berbagai ragam spesies hijauan pakan dalam padang penggembalaan. 





Stocking Rate : jumlah ternak yang digembalakan pada suatu unit area dalam waktu tertentu (AU/Ha/tahun).

Carrying Capacity : berhubungan dengan proper use factor, level stocking rate optimum yang aman dan lestari, berkaitan dengan ketersediaan hijauan pakan pada pasture sepanjang tahun.

Grazing Pressure : jumlah ternak dalam suatu area lahan, dalam berhubungan jumlah AU dengan jumlah hijauan tersedia (contoh : Kg BK/AU, atau hay/AU) ('t Mannetje, 1974). Grazing pressure tergantung pada potenti pertumbuhan tanaman pakan yang bergantung pada spesies yang ditanam, musim hujan/musim kemarau, jenis dan dosis pupuk yang diberikan. 



 TEKNIK PENELITIAN TANAMAN PAKAN

Kompleks : 
- Produksi kumulatif
- Konversi oleh ternak
- waktu, fasilitas, biaya dan keterampilan

Metoda Penelitian Tanaman Pakan (TP) :
- defoliasi mekanis
- defoliasi ternak
- ternak sebagai parameter utama

Tujuan umum penelitian tanaman pakan : 
1. spesies tp mudah dikelola dan dikembangbiakan 
2. produksi dan kualitas hijauan tinggi
3. disukai ternak (palatable)
4. mudah dimanfaatkan oleh ternak 

Cara penilaian : 
1. Aspek agronomi
    Berhubungan dengan potensial kumulatif yakni : persistensi, agresivitas, kompatabilitas,  regworth, toleransi, distribusi produksi, pertumbuhan vegetatif/generatif. 

Produksi riil berupa hasil ternak yang dipengaruhi oleh palatabilitas, nilai gizi, daya cerna dan jumlah yang tersedia.  

Introduksi tanaman pakan : spesies sesuai lokasi, respon terhadap pemupukan, respon terhadap penggembalaan, palatabilitas, pengembangbiakan, produksi ternak. 

2. Analisis kimia : dipengaruhi oleh kadar air yang akan berpengaruh dengan bahan kering, kadar nitrogen akan berpengaruh terhadap kadar protein kasar, BETN, serat kasar, lemak, abu berupa mineral Ca dan P, logam berat berupa Cd. 

3. Aspek biologi : metoda rumen dengan penelitian dalam laboratorium, metode cuplikan dengan aspek kimia dan agronomi yang akan berpengaruh terhadap kebutuhan pakan ternak, aspek gabungan agronomi, kimia dan biologi. 





Axact

Reksanews

Mengajak setiap pembelajar untuk bersama-sama mempraktikkan jurnalisme yang baik.Tak sekadar teori

Post A Comment:

0 comments: