BEKASI - Meskipun aktifitas operasional pelayanan tampak terlihat normal, namun semua petugas yang berdinas 'enggan memberikan komentar terkait diketahuinya sekira tujuh (7) orang tahanan Polsek JATIASIH Polres Metro BEKASI Kota yang diduga telah berhasil melarikan diri dari ruang jeruji besi dengan menjebol tembok belakang Polsek pada, Kamis (13/10/2022) malam.
Saat disambangi Ketua Forum Wartawan Jakarta (FWJ) Indonesia Koord. Wilayah BEKASI Kota, Drs. R Kosasih, petugas piket (Provost) Polsek Jatiasih tidak ada yang berani memberikan konfirmasi. Semuanya diserahkan atau diarahkan ke Humas Polres Metro BEKASI Kota.
"Ma'af saya baru datang piket pagi, coba ke dalam saja," kata seorang petugas provost Polsek Jatiasih.
Ironisnya, bahkan saat petugas piket di dalam kantor ternyata juga sama pernyataannya.
"Semuanya pernyataan ke Polres saja bang, satu pintu ke bu Erna Humas," ujar petugas penjaga piket kepada wartawan pada, Sabtu (15/10/2022) di ruang Polsek Jatiasih.
Berdasarkan data yang dihimpun, informasinya tiga (3) tahanan yang berhasil kabur, sudah berhasil ditangkap. Dan kini tinggal empat (4) orang lagi yang masih buron. "Jumlahnya semua ada tujuh (7) tahanan yang kabur katanya menjebol dinding," ujar petugas piket sembari rileks.
Ironisnya, saat mencoba lakukan konfirmasi via sambungan telepon seluler AKBP HENGKI Kapolres Metro BEKASI Kota, justru slow respon, justru dijawab seseorang yang mengaku ajudannya. "Bapak Kapolres sedang tennis, saya ajudan Kapolres Bang," ucap suara dari telepon genggam AKBP Hengki.
Ditambah Blunder jawaban ajudan tak masuk nalar, alasannya justru kondisi Kapolres sedang kurang enak badan.
"Ya, bapak lagi kurang enak badan , kurang sehat lagi tennis di lapangan," tandas Ajudan Kapolres Metro BEKASI Kota tersebut.
KETIKA dipertegas minta klarifikasi terkait kaburnya tujuh tahanan, tiba-tiba HP Kapolres AKBP Hengki justru malah dimatikan.
Sementara itu, hingga berita dirilis Kasie Humas Polres Metro BEKASI Kota, Kompol Erna Ruswing Andari juga SLOW RESPON dan tidak mau menanggapi konfirmasi yang dilakukan FWJ Indonesia.
Hal ini indikasi merupakan sudah kebiasaan lama Humas Erna dari POLRES METRO BEKASI KOTA yang seolah-olah kurang sigap. Padahal kasus kaburnya tahanan Polsek tanggung jawab institusi, apalagi dirinya yang katanya merupakan 'Satu Pintu' terkait konfirmasi media ?.
Rommo, sapaan akrab Ketua FWJ Koord.Wil BEKASI Kota sangat menyayangkan bahwa responsif oknum perwira Kepolisian di Kota Bekasi tak sesuai ekspektasi.
"Pertama, dengan terulang kembali kejadian kaburnya tahanan dari Polsek di Kota Bekasi Polres Metro BEKASI Kota, telah menciptakan kinerja menurun dari aparat kepolisian," papar Rommo.
"Yang kedua, tupoksi media mencari informasi selalu disikapi slow respon terkait klarifikasi baik dari Humas maupun Kapolres Metro BEKASI Kota. Bahkan terkait konfirmasi urgent tahanan kabur, justru orang nokor satu di Kepolisian Kota BEKASI diduga malah memilih santai dengan bermain tennis," paparnya.
Rommo juga menyoroti sikap yang ditunjukkan oknum perwira yang 'nyatanya Humas di jajaran POLRES Metro BEKASI Kota seperti menganggap santai kejadian, seolah sudah biasa. Seperti hal Kejadian terdahulu saat 16 Tahanan Kabur dari Polsek Bekasi Kota, dan sudah sepatutnya kinerja 'Sang Humas' mesti di evaluasi.
Post A Comment:
0 comments: