Jatim, Malang,|| wartapers.com - Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta melakukan konferensi pers terkait tragedi kerusuhan Aremania di stadion Kanjuruhan yang bertempat di Polres Malang.

 Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur (Jatim) lakukan konferensi pers terkait tragedi kerusuhan Aremania di stadion Kanjuruhan di Kepolisian Resort (Polres) Malang, yang dilansir dari media suaraindonesia-news.com. Minggu 02/10/2022.


Konferensi pers diketahui dipimpin langsung oleh Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jatim, Irjen Pol Nico Afinta pada Minggu (02/10/2022) pagi sekitar pukul 05.00 WIB.


Pihaknya juga memaparkan rangkuman kerusuhan paska Arema FC kalah 2-3 dari Persebaya Surabaya yang merupakan Laga lanjutan BRI Liga I yang digelar Sabtu (1/10/2022) malam di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur.


Awalnya kesebelasan Arema FC kalah 2-3 dari tamunya Persebaya Surabaya. Tidak terima atas kekalahan itu, ribuan pendukung tuan rumah, Aremania, merangsek masuk ke lapangan.


"Suporter Aremania berlarian ke arah tempat pemain Arema FC dan juga ke tempat pemain Persebaya," kata Irjen Pol Nico Afinta kepada sejumlah awak media, Minggu (02/10/2022).


Lebih lanjut, parat keamanan TNI-Polri berusaha menghalau suporter. Namun kalah jumlah. Para pemain Persebaya langsung meninggalkan lapangan menggunakan empat mobil Polri, barracuda.


Sementara beberapa pemain Arema FC yang masih di lapangan lantas diserbu pemai. Kericuhan pun semakin membesar di mana sejumlah flare dilemparkan termasuk benda-benda lainnya.


"Petugas keamanan gabungan dari TNI dan kepolisian tetap berusaha menghalau para suporter," katanya menegaskan.


Kemudian, muncul kobaran api pada sejumlah titik di dalam stadion. Dua unit mobil polisi yang salah satunya adalah mobil K9 langsung dibakar sedangkan satu mobil lainnya rusak parah dengan kaca pecah dan dalam posisi miring di bagian selatan tribun VIP.


"Jumlah petugas keamanan tidak sebanding dengan jumlah ribuan suporter Arema FC," paparnya.


Melihat kondisi tersebut, petugas kemanan kemudian menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter. Diduga tembakan gas air mata itu membuat suporter pingsan dan sulit bernafas.


Banyaknya suporter pingsan hingga membuat suasa menjadi panik di area stadion. Sementara itu, jumlah tenaga medis yang disiagakan di Stadion Kanjuruhan tidak sebanding dengan banyaknya suporter.


"Selain panik, banyak suporet terinjak-injak saat berusaha meninggalkan tribun stadion dan kerusuhan terjadi hingga ke luar stadion," tuturnya.


Dirinya menambahkan, dalam kejadian tersebut telah meninggal 127 orang, dua di antaranya anggota polri. Yang meninggal di stadion sebanyak 34 orang. Kemudian 13 mobil rusak, 10 di antaranya mobil dinas polri dan selebihnya mobil pribadi. Sedangkan sebanyak 180 orang masih proses perawatan di rumah sakit.


"Jumlah penonton sebanyak 40 ribu orang dan tidak semuanya kecewa. Hanya sekitar 3 ribuan yang turun ke lapangan dan bikin rusuh," pungkasnya.


Suwandi

Axact

Reksanews

Mengajak setiap pembelajar untuk bersama-sama mempraktikkan jurnalisme yang baik.Tak sekadar teori

Post A Comment:

0 comments: