Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kepulauan Seribu Iwan Samosir di Pulau Lancang, meninjau persiapan Menanam Seribu Sukun, Oktober 2018. [pulauseribu] |
Bisa jadi, kelak nama Kepulauan Seribu akan berubah menjadi Kepulauan Seribu Sukun. Pasalnya, kelak sejumlah pulau di kepulauan tersebut akan dirimbuni pohon sukun. Sejak Oktober lalu, pemerintah Kepulauan Seribu melakukan Penanaman Seribu Pohon Sukun di wilayahnya.
“Insya Allah, buah sukun akan menjadi ciri khas Kepulauan Seribu,” kata Bupati Kepulauan Seribu Husen Murad, tadi sore, Rabu, 5 Desember 2018, via sambungan telepon. “Wisatawan akan membeli buah sukun sebagai oleh-oleh Kepulauan Seribu. Termasuk keripik sukunnya,” tambah Husen.
Pernyataan Husen itu terkait dengan aksi penanaman 1.000 pohon Sukun yang digelar di 10 pulau wilayah Kepulauan Seribu, 28 Oktober silam. Selain sebagai upaya penghijauan, aksi tersebut juga diharapkan dapat menjadi panganan khas wilayah terluar ibu kota tersebut. Artinya, bisa juga ikut mendongkrak kesejahteraan warga Kepulauan Seribu.
“Menandai Hari Sumpah Pemuda 2018, kami memang melakukan penanaman pohon sukun di 10 pulau di Kepulauan Seribu. Pelaksanaannya dimulai persis jam 10.00 WIB, menegaskan ciri Kepulauan Seribu-nya,” kata Husen. “Walaupun, yang ditanam sebenarnya tak persis seribu pohon. Lebih. Sampai 1.377 pohon,” tambah Husen.
Rincian dan alokasi penanaman pohon sukun itu, kata Husen, 150 pohon ditanam di Pulau Pramuka, 50 pohon ditanam di Pulau Tidung Besar, 150 pohon di Pulau Tidung Kecil, 150 pohon lainnya di Pulau Untung Jawa. Sedangkan, Pulau Pulau Sebira kebagian 50 pohon, Pulau Lancang Besar 125 pohon, Pulau Payung Besar 100 pohon, Pulau Karya 250 pohon, Pulau Harapan 25 pohon, dan Pulau Kelapa 25 pohon. Tidak hanya itu, pohon sukun juga ditanam diseluruh sekolah yang ada di Kepuluan Seribu dengan jumlah 302 pohon. “Jadi total ada sebanyak 1.377 pohon,” ujar Husen.
Selain 10 pulau tadi, Husen juga mengimbau tujuh pulau resort berpartisipasi melakukan hal serupa. Menanam pohon sukun. “Resort Pulau Putri, Pulau Matahari, Pulau Pantara, Pulau Bidadari, Kali Age, Karang Beras dan Pulau Sepa, kita himbau ikut pula menanam sukun. Satu pulau resort minimal menanam 50 pohon,” kata Husen. “Kalau ini dilaksanakan, sukun sebagai ciri khas Kepulauan Seribu semakin kuat, kesejahteraan warga pun bisa meningkat lewat usaha budidaya sukun dan keripik sukun,” tambah dia.
Selama ini keripik sukun khas Kepulauan Seribu sudah banyak diminati wisatawan. Telah menjadi salah satu oleh-oleh khas Kepulauan Seribu. “Karena itu, kita kuatkan lagi dengan menambah pohon sukun yang sudah ada. Sekaligus mengautkan sukun sebagai salah satu identitas Kepulauan Seribu,” kata Husen.
Karena itu pula, pihaknya tak berhenti hanya sebatas menggelar aksi penanaman semata. Pelatihan perawatan pohon sukun pun dilakukannya. “Supaya warga juga bisa menjaga dan memelihara pohon-pohon tersebut, sehingga benar-benar membuahkan hasil,” kata Husen. “Lagipula, kalau pemeliharaan ini semata dibebankan kepada pemerintah, jelas pemerintah tak akan sanggup. Bahkan, partisipasi wargalah yang paling utama di sini,” tandas Husen.
Selain cara member pupuk, warga juga dilatih cara menyiram, cara memangkas cabang pohon, sampai cara memetik buah atau panen. “Pemangkasan pohon sukun itu ternyata tak boleh terlalu sering, agar hasilnya bagus,” kata Husen. “Sebelumnya, lewat Sudin Perindustrian dan Eenergi, kita juga sudah melakukan bimbingan pelatihan dan pemberian izin usaha kepada para pelaku usaha keripik sukun. Sehingga dalam hal sukun ini, kita mencoba menggarapnya mulai dari hulu sampai hilir,” tandas Husen, menutup keterangannya.
Post A Comment:
0 comments: