Reuni Akbar 212, 2 Desember 2018. [facebook-tengkuzulkifliusman] |
Rupanya, ada seseorang yang mencoba merusak hubungan baik Osamah Muhammad al-Suaibi dengan rakyat Indonesia. Terlebih dengan NU.
Siapakah yang mencobanya? Duta Besar Kerajaan Arab Saudi untuk
Indonesia itu tak menyebutkannya. Hanya, demikianlah pernyataan yang disampaikannya kepada Yenny Wahid saat keduanya berjumpa di Forum for Promoting Peace in Muslim Societies yang diselenggarakan di Abu Dhabi, Uni Emirat Arab, Ahad, 9 Desember 2018.
“Demi Allah saya cinta masyarakat Indonesia. Saya juga menghargai NU dan Muhammadiyah, dan semua organisasi Islam,” kata Osamah, sebagaimana tersaji dalam sebuah rekaman yang diunggah Rais Syuriyah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Tiongkok Imron Rosyadi Hamid melalui akun Facebooknya pada Senin, 10 Desember 2018. "Seseorang mencoba menghancurkan hubungan baik antara saya dan Nahdlatul Ulama, antara saya dengan rakyat Indonesia,” kata dia.
“Insya Allah saya akan kembali minggu depan untuk menyelesaikan semuanya,” kata dia lagi, menutup rekaman yang tak sampai satu menit itu.
Sebelumnya, Osamah telah mengundang protes kalangan NU dan jajarannya karena cuitannya di twitter. Dalam cuitan, yang kemudian dihapusnya itu, ia menyebutkan bahwa Reuni 212 yang digelar pada 12 Desember silam tak lain sebagai reaksi terhadap pembakaran bendera yang dilakukan sebuah "aliran sesat".
Bagi NU, cuitan tersebut tidak patut dilakukan seorang duta besar. Mereka menilainya sebagai turut mencampuri permasalahan negara lain. Sementara, atas insiden pembakaran bendera itu pihak Banser sudah menegur pelakunya. Bahkan, menyerahkan mereka kepada pihak berwajib untuk diadili sesuai hukum yang berlaku. Sedangkan Osama, malah menuduh Banser sebagai "aliran sesat" melalui twitnya itu. Tak pelak, PBNU meminta pemerintah mengusir Dubes Osama.
Mudah-mudahan pernyataan Osamah itu, terutama ihwal "mencintai" dan "menghargai", bisa terwujud dengan baik -- termasuk direspon semua pihak dengan baik. Walau, kita tetap bertanya-tanya: Siapakah gerangan yang mencoba menghancurkan hubungan baik dia dengan rakyat Indonesia dan khususnya dengan NU itu?
Dubes yang baik adalah diplomat yang baik, bisa menempatkan persoalan pada proporsi nya.
ReplyDeletePa Dubes Saudi Arabia ini sepertinya belum memahami secara mendalam karakteristik umat Islam di Indonesia.
Ia tak sadar ketika terpancing wawancara yang dilakukan oleh pemdukung Paslon Prabowo, komentar yang muncul justru bukan meredam kericuhan malah membuat tambah gaduh.