Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di MABIMS-18, Brunei. [daniel-kemenag] |
Pertemuan Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) ke-18 di Brunei menyepakati pentingnya memperkuat kehidupan beragama berpanduan konsep Islam Rahmatan lil Alamin.
Kesepakatan ini tertuang dalam Minit Mesyuarat MABIMS ke-18 yang membahas hasil rumusan Senior Officials Meeting (SOM) MABIMS, Kamis, 15 November 2018.
Kesepakatan ini ditandatangani oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Menteri Bertanggungjawab Hal Ehwal Masyarakat Islam Singapura Encik Masagos Zulkifli, Menteri Hal Ehwal Ugama Brunei Darussalam Pahin Udana Khatib Dato Paduka Seri Setia Usaha Ustaz Haji Awang Badaruddin bin Pengarah Dato Paduka Haji Awang Othman, dan Menteri di Jabatan Perdana Menteri Malaysia Datuk Seri Dr. Mujahid bin Yusof Rawa.
"MABIMS akan berusaha memperkasa kehidupan berugama berpandukan kepada konsep rahmatan lil 'alamin (umat wasathiyyah) sebagai benteng menghadapi segala ancaman untuk melahirkan khaira ummah," demikian bunyi rumusan kesepakatannya.
Menag Lukman menilai pertemuan ini sangat penting, utamanya dalam upaya terus menjaga nilai dan memperkuat dakwah Islam rahmatan lil alamin. "Nilai-nilai itu harus terus dijaga. Dengan itu, maka kita bisa terus mengembangkan kerjasama di bidang pendidikan, ekonomi, dan semua bidang kehidupan kemasyarakatan," jelas Menag.
Menag mengaku bersyukur karena upaya ke arah sana semakin diteguhkan dan dipertegas dalam MABIMS. Dengan begitu, keberadaan MABIMS diharapkan tidak hanya dirasakan empat negara anggota, tapi juga masyarakat dunia.
Guna mewujudkan hal itu, kata Menag, MABIMS bersepakat untuk melakukan sejumlah upaya. Pertama, memperkaya strategi dan pendekatan dakwah untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang ancaman aliran ideologi liberalisme, ekstremisme, radikalisme dan lainnya yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Kedua, di bidang pendidikan Islam, MABIMS akan menyiapkan kurikulum yang komprehensif dan praktis, mulai dari Taman Kanak-Kanak hingga perguruan tinggi, guna membekali sekaligus menjadi kompas moral untuk menolak ajaran yang tiada asas dalam agama Islam.
Ketiga, membuka layanan conceling dalam penanganan ideologi liberalisme, ekstremisme, radikalisme dan lainnya yang bertentangan dengan ajaran Islam. Upaya ini sekaligus dalam rangka memantapkan akidah individu dan masyarakat dalam menyongsong masa depan.
Keempat, mengintensifkan dialog agama dan budaya sebagai strategi dakwah wasathiyyah.
"MABIMS juga bersepakat bahwa pendekatan implementasi keempat strategi ini disesuaikan dengan konteks setiap negara," tutupnya.
Selain menyepakati rumusan SOM, MABIMS-18 juga menyepakati kehadiran Kamboja sebagai pemerhati. (kemenag)
Post A Comment:
0 comments: